Malaka, NTT – Srikandinews.com. Banjir bandang setinggi satu hingga dua meter merendam lima Kecamatan di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ribuan rumah terendam banjir akibat Sungai Benanain di Kabupaten Malaka meluap.
Meluapnya sungai tersebut akibat hujan deras selama sepekan. Air semakin meninggi akibat hujan yang tak berhenti pada Jumat (2/4/2021).
Dalam release yang diterima oleh media ini, Indranas Gaho yang merupakan orang nomor satu di Lembaga Komando Pemberantasan Korupsi (Lembaga K.P.K) mengatakan, bahwa saya menilai Ibu. Dr. Ir. Tri Rismaharini, M.T. atau yang akrab disapa Ibu.Risma yang merupakan Menteri Sosial Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju masih kurang tanggap untuk turun membantu warga Kabupaten Malaka baik yang meninggal dunia atau yang saat ini masih di pengungsian akibat terdampak banjir bandang di Malaka.
Dijelaskannya, Yosef Klau Seran,S.H yang merupakan Advokat dari Organisasi Advokat PERADAN yang turut menjadi korban banjir dan saat ini sedang mengungsi menghubunginya melalui WhatsApp menceritakan bahwa di Malaka sudah ada orang meninggal dunia akibat banjir besar dan kami saat ini sedang mengungsi di tenda. Kami minta dukungan berupa bantuan bagi masyarakat Malaka yang meninggal dunia dan mereka yang terdampak banjir. Kami butuh uluran tangan dari Pemerintah Pusat.
“Para korban banjir mengharapkan Pemerintah Pusat segera turun tangan memberi bantuan khusus bagi warga terdampak banjir Malaka. Khusus di Malaka Tengah, ribuan masyarakat terisolasi akibat banjir,” kata Indranas mengutip penjelasan Yosef.
Lanjutnya, banyak Masyarakat kekurangan bahan makanan. Jangan percaya kalo ada laporan yang mengatakan masyarakat sudah cukup makan. Banyak yang kekurangan bahan makanan. Kalo tidak percaya silahkan ibu turun tangan di Malaka. Banyak warga Malaka keluhkan air bersih, pakaian ganti serta minyak tanah dan sembako. Mereka berharap pemerintah pusat turun tangan selesaikan masalah banjir Malaka
Hingga saat ini jumlah pengungsi akibat banjir bandang yang menerjang 23 desa di kabupaten itu mencapai 4 ribuan. “Mereka ditampung di SMP Sabar Subur Betun, SDK Betun, dan beberapa lokasi lainnya. Lokasinya bagus karena sudah disiapkan kasur, sanitasi yang bagus dan juga ada petugas kesehatan,” tambahnya
Sampai berita ini ditayangkan belum ada penjelasan dari Instansi terkait. (wes/red)