Home / Bintan / Opiniku : Menganalisa Cakada Diduga Terlibat Kasus Korupsi

Opiniku : Menganalisa Cakada Diduga Terlibat Kasus Korupsi

Bintan – Srikandinews.Com. Opini tentang calon kepala daerah yang diduga terlibat oleh kasus korupsi tetapi bisa mencalonkan diri sebagai (bupati/wakil bupati, gubernur/wakil gubernur), Jum’at (04/12/2020).

Pendapat saya mengenai calon kepala daerah yang diduga tersandung kasus tetapi bisa mencalonkan diri sebagai kepala daerah sangat lah tidak bagus.

Walaupun sudah di atur dalam Undang-Undang Dasar bahwasanya membolehkan dengan berbagai persyaratan dan prosedur tetapi menurut saya tetap tidak bagus.

Mengapa saya berpendapat seperti itu, karena seorang pemimpin adalah patron atau simbol orang nomor satu di daerah maupun pusat yang berlatar kan pemimpin yang di maksud. Otomatis orang nomor satu juga lah yang menjadi panutan rakyat untuk berlomba-lomba bagaimana menjadi pribadi yang baik bagaikan sosok pemimpin.

Karena pengaruh seorang pemimpin atau lider itu sangat lah kuat dan besar, banyak hari ini masyarakat tidak patuh aturan salah satunya tindakan korupsi, ya bagaimana masyarakat itu tidak takut untuk berbuat demikian, karena salah satu nya melihat prilaku seorang pemimpin yang sedemikian rupa.

Bahkan kita melihat suatu bangsa yang besar tentu kita mencari siapa pemimpinnya, justru saya lebih sepakat peraturan UUD itu tidak lagi membolehkan calon yang diduga tersandung kasus untuk ikut dalam pilkada baik itu gubernur ataupun bupati.

Karena itu akan merusak moral daerah itu sendiri, karena menurut saya hari ini di zaman generasi milenial bahkan sudah masuk ke generasi z, tidak sedikit orang pintar dan orang baik yang lebih layak untuk mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah. Tentu seorang pemimpin yang baik dan jujur lebih menjadi acuan masyarakat untuk menentukan pilihan.

Bahkan saya yakin ketika yang diduga tersandung kasus korupsi bakalan kesulitan untuk mencari simpati masyarakat di saat kompanye. Contoh : masyarakat : Pak calon bupati/gubernur bagaimana bapak mampu meningkatkan ekonomi di tengah keterpurukan hari ini,sementara kami tahu sebelumnya bapak pernah diduga tersandung kasus korupsi, yang menjadi salah satu faktor lambat nya peningkatan ekonomi pak ?.

Jika muncul pertanyaan yang mengarah ke sana tentu calon mantan napi itu secara tidak langsung mempermalukan dirinya dan daerah ya sendiri. Pendapat saya mengapa sangat – sangat tidak sepakat dengan napi korupsi ikut calon karena negara yang maju itu di pimpin oleh orang – orang yang bersih dari kasus apapun, karena sudah banyak contoh hari ini para pemimpin negeri yang di katakan baik tidak korupsi dulu nya menjabat sebagai pemimpin itu masih kesulitan untuk memajukan daerah nya, apalagi mantan napi korupsi yg notabene nya masyarakat sudah tahu kalau korupsi adalah faktor paling urgen yang menyebabkan daerah bahkan negara sulit untuk maju.

Jika kita kilas balik ke belakang melihat sejarah bangsa ini tidak terlepas dari kasus – kasus korupsi. Itu lah mengapa daerah kita bangsa kita sulit untuk maju, sementara di negara luar juga banyak kasus namun berbeda dengan kita Indonesia. Salah satu nya kasus pengeboman di Hiroshima, bukti hari ini mereka bangkit, itu adalah salah satu contoh korupsi lebih sadis dari pada kejahatan lainnya itu menurut saya.

Kalau boleh saya memberi pendapat terkait calon bupati atau gubernur yang pernah diduga tersandung kasus korupsi lebih baik tidak usah ikut dalam pencalonan, bukan berarti saya tidak percaya akan perubahan dan sebagainya, toleransi dan peraturan.

Namun hari ini kita lebih kepada moral, karena seorang pemimpin tentu yang di lihat salah satu nya adalah moral karena itu juga yang akan menjadi moral suatu daerah. Karena sangat di sayangkan jika hari ini pemimpin nya saja berkasus otomatis jangan salahkan masyarakat Jika ada yang mengidolakan nya. Karena salah satu tugas dan amanah seorang pemimpin ialah memberi contoh suri tauladan kepada masyarakat nya.

Lagi- lagi kita ambil contoh di dalam dunia kerjasama antar daerah bahkan asing, faktor korupsi ini menjadi salah satu tolak ukur, mengapa saya katakan begitu, tentu investor ataupun donatur dari setiap kerjasama sebuah perusahan menjadi kekhawatiran dan ketakutan.

Jika angka korupsi di setiap daerah itu begitu tinggi otomatis investor takut bakalan rugi kalau menananam modal di daerah tersebut atau kerjasama, karena sudah kebayang bagaimana permainan yang akan dia lakukan agar bisa mencari selah untuk tindakan korupsi.

Jadi closing statmen pendapat saya terkait calon bupati atau gubernur yang diduga tersandung kasus lebih baik fokus kepada dunia usaha yg baru kalau bisa yang tidak ada celah untuk korupsi, karena tentu sangat sulit untuk merubah kebiasaan buruk agar bisa menuju ke kebiasaan baik di banding dari kebiasaan baik berubah ke buruk ujar Ayu Andira dari Umrah jurusan Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia berusia 18 tahun.(10/12/2020).

(Red)

Share this:

About srikaninews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *