Metro, Lampung – Srikandinews.com. Walikota Metro, Wahdi Sirajuddin memuji atas angka penurunan Stunting di Kota Metro, kepada Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Metro yang berkoordinasi dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Metro dan Pembinaan Tim Pendamping Keluarga (TPK) se-Kota Metro.
“Kalau kita lihat tadi TPK, hebat sekali Metro ini, bagus sekali, penguasaan materi semuanya dari tiga aspek,” kata Wahdi seusai berikan program penurunan percepatan penurunan stunting yang berlangsung di Wisma Haji Alkhairiyah, Senin (20/05/2024).
Menurut Wahdi, angka stunting di Kota Metro mengalami penurunan, dimulai dari tahun 2020 sampai dengan sekarang. Bahkan lebihi target Provinsi maupun Nasional.
“Kita paling baik dari tahun 2020, secara nasional kita sudah dibawah jauh. Nasional masih 21,6 persen, Provinsi Lampung 14,9 persen,” ujarnya.
Ia menambahkan, penurunan Stunting di Bumi Sai Wawai, tak lepas dari koordinasi, dari Tenaga Kesehatan, Kader, dan Tim Penggerak PKK.
“Kalau Kita lihat disini kesejahteraan itu munculnya disini, ketika semua masyarakat pemberdayaan masyarakat berjalan dengan bagus pemahaman masyarakat akan kesehatan, pentingnya mempersiapkan SDM,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Metro, Wahyuningsih menyampaikan, penurunan angka Stunting berkat kerja keras TPPS dan TPK Kota Metro.
Ia menilai di tahun ini 2024, pihaknya belum bisa menghitung. Sebab, masih baru berjalan 5 bulan.
“Jadi angka stunting yang ada tadi 7,10 persen itu tahun 2023. Kita diawali tahun 2021 kan diangka 19,7 persen. Kemudian ditahun 2022 menjadi 10,4 persen,” bebernya.
Selain itu, pihaknya mengungkapkan, kriteria keluarga beresiko stunting diberikan pendampingan mulai dari calon pengantin hingga sampai menikah.
“Ada calon pengantin, kemudian calon pengatin itu didampingi selama prakonsepsi 3 bulan, itu diperiksa lingkaran atas, indeks masa tumbuh, tekanan darah HB,” terangnya.
“Kemudian untuk yang laki-laki menjadi fokus kita, 3 bulan sebelum tumbuh, kualitas sperma seperti apa, supaya ketika dia sehat, tekanan darahnya bagus, HBnya bagus, IMTnya bagus, nilainya bagus, nanti dia Insya allah melahirkan generasi yang tidak stunting,” sambungnya.
Wahyuningsih juga menuturkan, terdeteksi adanya stunting di seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK) pihaknya dapat interveksi yang terbelah menjadi beberapa bagian spesifik maupun sensitif.
“Spesifik itu, apabila penyebab stunting itu disebabkan karena penyakit, nah itu daerahnya ranah kesehatan melalui Faskes. Untuk sensitif selain penyakit, kita semua OPD yang terlibat yaitu intervensi sensitif,” ucapnya.
Dalam hal tersebut pula, pihaknya berkoordinasi dengan dinas terkait dalam penanganan pelibatan DKP3 maupun Dinsos Kota Metro, agar menjadi keluarga yang mapan bebas stunting. (Rusia).