Home / Bintan / Pentingnya Jaga Ekosistem Lamun Di Perairan Indonesia

Pentingnya Jaga Ekosistem Lamun Di Perairan Indonesia

Bintan – Srikandinews.com. Indonesia merupakan negara poros maritim dan negara kepulauan terbesar di dunia. Letak Indonesia sangat strategis karena diapit oleh dua samudra yang merupakan segitiga karang dunia yang kaya akan keanekaragaman hayati. Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah laut yang luas, sehingga banyak wilayah pesisir di Indonesia, “Jum’at (30/04/2021).

Pesisir memiliki bentuk kekayaan alam yang beragam dan unik. Dimana keberagaman dan keunikan tersebut terletak di wilayah kepesisiran yang terbagi menjadi 3 ekosistem. Ketiga ekosistem tersebut adalah ekosistem mangrove, ekosistem terumbu karang dan ekosistem lamun. Nah dibandingkan dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang, ekosistem lamun yang masih kurang dikenali ataupun dipelajari oleh masyarakat sehingga masih banyak yang mengabaikan pentingnya ekosistem tersebut.

Tumbuhan lamun atau biasa disebut dengan seagrass adalah tumbuhan yang hidup dan tumbuh di bawah permukaan laut dangkal (Permana, Amir, & Siti, 2016). Sedangkan Padang lamun adalah ekosistem khas di laut dangkal pada wilayah perairan hangat dengan dasar pasir dan didominasi oleh tumbuhan lamun, sekelompok tumbuhan anggota bangsa Alismatales yang beradaptasi di air asin (Wikipedia.org).

Di Indonesia, lamun itu memiliki nama tersendiri untuk setiap masing-masing daerah, contohnya seperti di Kepulauan Riau, masyarakat menyebut lamun itu “Rumput Setu” atau “Setu Laut”; Di Kepulauan Seribu, masyarakat mengenal lamun sebagai “rumput pama”, “oseng”, atau “samo-samo”; di Sulawesi Selatan disebut “rumput samosamo” dan “rumput anang”.

Terdapat 60 spesies lamun di dunia, dimana 15 diantaranya berada di perairan Indonesia. Spesies lamun yang sering ditemukan di Perairan Indonesia adalah Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii. Ekosistem lamun yang terletak di wilayah pesisiran ini memiliki banyak potensi yang sangat bermanfaat bagi manusia dan biota laut.

Potensi yang dimiliki oleh ekosistem padang lamun berupa potensi fisik, ekologis dan farmakologis. Dimana potensi fisik yang diberikan lamun itu sendiri yaitu sebagai pelindung pantai dengan cara meredam arus dan gelombang. Selain itu tumbuhan lamun juga sebagai penyerap karbon dioksida di perairan untuk proses fotosintesis dan sebagai pendaur zat hara serta menstabilkan sedimen agar kecerahan perairan tetap terjaga.

Manfaat adanya lamun yang dapat dirasakan oleh manusia sebagai mata pencaharian dan tempat hidup biota laut ini termasuk dalam bagian potensi ekologis dari tumbuhan lamun. Ekosistem lamun juga berperan sama seperti terumbu karang, yaitu sebagai tempat habitat ikan. Dugong dan lumba-lumba menjadikan tumbuhan lamun sebagai makanannya.

Sedangkan potensi farmakologis dari ekosistem lamun adalah sebagai bahan obat-obatan karena mengandung senyawa bioaktif untuk metabolisme pertahanan diri. Sehingga sebagian masyarakat pesisir menjadikan lamun sebagai obat alami (Newmaster et al., 2011 dalam Assuyuti et al., 2016).

Menurut Kiswara (1994) menyatakan bahwa luas padang lamun di perairan Indonesia adalah seluas 3 juta hektar. Seiring dengan adanya perkembangan pembangunan terutama di daerah pesisir, potensi luasan padang lamun ini akan mengalami penurunan. Permasalahan utama yang mempengaruhi ekosistem padang lamun adalah kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

Aktivitas manusia dalam pemanfaatan ekosistem lamun memberikan ancaman tersendiri bagi keberlanjutan ekosistem padang lamun tersebut. Aktivitas manusia yang berkontribusi terhadap penurunan area padang lamun adalah reklamasi pantai sehingga menyebabkan kerusakan dimana adanya kegiatan pengerukan, peningkatan sedimentasi dan polusi dari perairan.

Lalu adanya aktivitas pembuangan limbah kelaut sehingga menyebabkan blomming algae sehingga lamun kurang mendapat cahaya dan oksigen karena tertutup oleh limbah, dan penggunaan alat tangkap model trawl yang menyapu biota di dasar perairan sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan lamun.

Sudah banyak kita mengetahui betapa pentingnya ekosistem lamun ini bagi manusia dan biota laut. Sehingga sangat disayangkan sekali apabila seiring berjalannya waktu ekosistem padang lamun semakin punah. Karena apabila ekosistem lamun ini punah akan berdampak terhadap kelangsungan aktivitas biota di laut maupun manusia.

” Maka dengan itu perlu adanya kesadaran dari diri kita masing-masing untuk tetap menjaga kelestarian dari ekosistem lamun seperti tidak membuang sampah di pantai, melakukan sosialisasi mengenai pengenalan lamun akan penting dan manfaat lamun itu sendiri kepada masyarakat, mengingatkan kepada nelayan untuk tidak menggunakan alat tangkap yang dapat merusak ekosistem lamun, dan ikut serta dalam kegiatan melindungi taman-taman laut dan biota laut, ” Ujar Santi Mariana M dari Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

(Riyadi)

Share this:

About srikaninews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *