Tanjungpinang – Srikandinews.Com. Bagas Adhya Perdana dari Mahasiswa Administrasi Publik STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang.
Vaksinasi sebagai sebuah program kebijakan pemerintah di seluruh dunia tidak pernah menjadi suatu hal yang netral. Pada masa pandemi Covid-19, pro-kontra program mewarnai vaksinasi Covid-19 yang sedang berlangsung di berbagai negara, termasuk Indonesia (17/03/2021).
Program vaksinasi di suatu negara selalu menulai pro dan kontra bahkan dapat dipolitisasi. Dalam sejarah vaksin, terdapat berbagai keberatan terhadap program vaksinasi.
Salah satu tanggapan terhadap vaksinasi pada ketakutan terhadap bahan-bahan yang ada dalam vaksin. Muncul alasan pula penolakan vaksinasi karena teori konspirasi, bahwa vaksinasi adalah agenda tersembunyi dari suatu negara untuk mengambil keuntungan dari negara lain.
Alasan lain adalah anggapan bahwa sebuah perusahaan yang berasal dari masa inap setelah terpapar lebih kuat dari situasi “buatan” yang terbentuk melalui vaksinasi. Selain itu, muncul pula penolakan karena vaksinasi tata cara sebagai suatu pilihan pribadi, bukan kewajiban yang harus dijalankan karena program pemerintah.
Tarik-menarik pendapat di atas disebabkan karena mempertentangkan hak privat dan hak publik. Di satu sisi, hak individu untuk menolak setiap intervensi medis dijunjung tinggi. Di sisi lain, hak publik secara umum untuk mendapatkan keamanan dari penularan penyakit seakan mematikan hak individu untuk intervensi medis. Dalam beberapa kesempatan, pengadilan bahkan harus memerintahkan untuk melakukan vaksinasi kepada sekelompok orang yang tidak mau divaksinasi atas nama keamanan dan kesehatan lingkungan.
Sejak Rabu 13 Januari 2021 pemerintah mulai menjalankan program vaksinasi COVID-19 sebagai upaya membawa Indonesia keluar dari situasi pandemi yang sudah berlangsung sejak Maret 2020 lalu.
Sebelum vaksin ini disuntikkan ke rakyat, tokoh penting bangsa malah terlebih dahulu sudah disuntik vaksin COVID-19, hal ini tentunya juga untuk menjawab jika ada keraguan masyarakat terhadap vaksinasi.
Mulai Presiden Joko Widodo (Jokowi), kepala daerah, hingga influencer sudah divaksin. Lalu seperti apa pendapat orang-orang yang telah menerima disuntik vaksin ini. “Enggak terasa sama sekali,” kata Presiden Jokowi sambil tertawa usai disuntik vaksin COVID-19.
Kemudian, saat membuka acara pertemuan industri jasa keuangan, Jumat 15 Januari, Presiden Jokowi meminta program vaksinasi dipercepat dan ditargetkan selesai dalam setahun ini.
Saya juga telah memerintahkan agar proses vaksinasi pada kurang lebih 181,5 juta rakyat Indonesia bisa diselesaikan sebelum akhir tahun 2021 ini,” kata Jokowi.
Berikutnya, kata Kapolri Jenderal Idham Azis yang ikut divaksin COVID-19 di Istana Negara bersama Presiden Jokowi. Dia mengaku dalam kondisi baik dan tidak merasakan efek samping setelah divaksin. “Tidak merasakan sakit sama sekali. Tahu-tahu sudah selesai,” kata Idham. Idham berharap, masyarakat termasuk anggota Polri tidak ragu mengikuti vaksin COVID-19 itu. “Bahwa kita semua harus melaksanakan vaksinasi agar kita secepatnya keluar dari situasi pandemi corona yang sedang melanda,” tegasnya.
Pemerintah memang belum memastikan apakah vaksin bisa diperoleh secara gratis oleh seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah juga tengah mempelajari berapa harga yang pas untuk vaksin yang tengah diuji klinis.
Menurut saya memperkirakan vaksin bakal diperjualbelikan, alias tidak gratis bagi masyarakat umum. Tapi berharap vaksin tidak dihargai mahal.
“Mungkin Rp50 ribu sampai Rp150 ribu masih bisalah. Kalau lebih jangan,
Apa kita harus takut dengan efek samping dari vaksin ini?
Menurut Kepala BPOM Penny Lukito menyatakan keamanan vaksin Sinovac dibuktikan berdasarkan laporan hasil uji klinis tahap 3 (akhir) di Indonesia, Turki, dan Brasil, yang dievaluasi lembaganya.
“Hasil evaluasi menunjukkan CoronaVac [Vaksin Sinovac] aman, dengan kejadian efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang, yaitu efek samping lokal berupa nyeri, indurasi [iritasi], kemerahan dan pembengkakan. Selain itu terdapat efek samping sistemik berupa myalgia [nyeri otot], fatigue, dan demam,
Lalu kata Presiden Jokowi misalnya, setelah menerima suntikan vaksin hanya pegal-pegal, sekarang saya kira juga sama saja. juga aktivitas ke mana-mana juga,” begitu kata Jokowi,
Vaksin COVID-19 buatan Sinovac, yang telah mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sudah dinyatakan aman untuk disuntikkan ke masyarakat.
Setelah saya mencari beberapa referensi adapun vaksin ini mempunyai manfaat nya juga seperti
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19 Seperti yang disebutkan sebelumnya, vaksin COVID-19 dapat memicu sistem imunitas tubuh untuk melawan virus Corona. Dengan begitu, risiko Anda untuk terinfeksi virus ini akan jauh lebih kecil
2. Mendorong terbentuknya herd immunity Seseorang yang mendapatkan vaksin COVID-19 juga dapat melindungi orang-orang di sekitarnya, terutama kelompok yang sangat berisiko, seperti lansia di atas 70 tahun.
Hal ini karena kemungkinan orang yang sudah divaksin untuk menularkan virus Corona sangatlah kecil.
3 Meminimalkan dampak ekonomi dan sosial Manfaat vaksin COVID-19 tidak hanya untuk sektor kesehatan, tetapi juga sektor ekonomi dan sosial. Jika sebagian besar masyarakat sudah memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik untuk melawan penyakit COVID-19, kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat bisa kembali seperti sediakala.
(Red)