Tanjungpinang – Srikandinews.Com. Statmen anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepri Kamarudin Ali baru-baru ini diduga mengandung unsur profokatif berbagai tokoh masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau.
Salah satunya adalah Tokoh Agama sekaligus Praktisi Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) di Provinsi Kepulauan Riau, Noveldi.
Menurut Noveldi, seruan Kamarudin Ali untuk Ansar Ahmad dan Marlin Agustina Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri terpilih yang harus berani mengganti piring kotor di Pemprov Kepri itu sangat berlebihan.
“Ingat anda itu legislatif, dipilih bukan untuk mengkompor-kompori, untuk memecat-mecat orang begini. Anda ini wakil dari rakyat, baik itu rakyat yang ada dibirokrasi maupun rakyat yang ada dimasyarakat. Jangan mentang-mentang dewan, mau seenaknya berbicara seperti itu, mengganti memecat orang,” ucapnya kesal.
Satuhal yang menurutnya harus diingat politisi Partai Golkar yang kerap disapa Wak Den itu, kemenangan Ansar – Marlin ini bukan karena jasa dari segelintir orang semata melainkan kemenangan masyarakat Kepulauan Riau umumnya.
“Seharusnya legislatif seperti dirinya itu menjadi pengontrol bagaimana eksekutif ini bisa bekerja dengan baik dengan cara yang objektif,” kata dia.
Mengingat dirinya merupakan legislatif yang dipilih oleh rakyat dan bukan eksekutor, Noveldi meminta Wak Den sadar diri dengan lebih menghargai birokrasi yang ada.
“Kalau seperti ini caranya, ya pasti tersinggunglah kepala Dinasnya. Memang legislatif itu ranahnya untuk kontroling pemerintah tetapi bukan untuk memutasi orang,” pungkasnya.
(Red)