Srikandinews media online
Kepri,srikandinews.com Investasi itu taruhannya adalah bersimbah kan keringat untuk mempertahankan hak,dan ketika investasi masuk dengan membayar segala hal maka yang di untungkan adalah para pemangku jabatan seperti presiden, gubernur,Bupati,walikota,camat serta lurah dan instansi vertikal lainnya.
Ingat kah pada tahun 1991 yang silam,ketika investasi masuk ke Bintan,guna akan membangun sebuah destinasi wisata bertaraf internasional,puluhan Ribu hektar tanah masyarakat Melayu itu di beli dengan harga paksa yaitu permeternya hanya Seratus rupiah dan hingga sekarang belum selesai.
Nah tahun 2023 ini tragedi itu terluka lagi khususnya di Batam, yang mana dampak pertama yang di rasakan adalah masyarakat Melayu di jembatan 4 pulau Kertang dan Sembulang.
Investasi tersebut untuk membangun pabrik kaca terbesar di dunia dari bangsa cina yang menjadi investor tunggal,maka timbul lah riuh rendah amarah masyarakat Melayu kepada pemerintah kota Batam dan bahkan amuk itu akan di tujukan kepada gubernur Kepri.
Pada dasarnya masyarakat Melayu Batam tidak keberatan investor masuk namun kami ini jangan di pindah,,biarkan di sini saja ungkap sumber masyarakat seluruh masyarakat yang terkena dampak pengususuran.
Tanggal 23 Agustus kemarin, masyarakat Melayu Batam telah mengadakan demo besar-besaran ke BP Batam,,namun kesepakatan tidak sepaham terjadi,, sehingga akhir Agustus tanggal 29 ini masyarakat Batam khusunya bangse Melayu akan berdemo ke kantor gubernur Kepri diDompak ungkap sumber koordinator lapangan sebagai mana surat izin sudah dimasukan ke Polda Kepri.
Mungkin kah pemerintah mengalah,ketika melihat sejarah tragedi Lagoi pemerintah akan melawan dengan mengerah satuan militer untuk mengusir masyarakat Melayu yang terkena dampak investasi di Jembatan pulau Kertang dan Sembulang.
Kekuatan masyarakat Melayu hanya menyerahkan hal ini kepada Allah,,karena dia lah yang maha adil dalam mengatur umatnya di dunia ini.
